Analisa
inti batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah permukaan
(core) diperoleh. Tujuan dari pada analisa inti batuan untuk menentukan secara
langsung informasi tentang sifat – sifat fisik batuan yang ditembus selama
pemboran. Studi dari data analisa inti batuan dalam pemboran eksplorasi dapat
digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat diproduksi hidrokarbon dari
suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi daripada suatu reservoir dapat
digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion dan merupakan suatu
informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery.
Minyak bumi atau gas bumi terdapat dalam pori-pori batuan, terutama
batuan sedimen. Proses pembentukan minyak bumi belum di ketahui secara pasti.
Karena itu usaha dan penelitian terus dilakukan orang untuk mengetahui proses
terbentuknya minyak secara ilmiah.
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan
gas bumi. Teori pertama adalah teori “biogenetic” atau lebih di kenal dengan
teori “organik”. Yang kedua adalah teori “anorganik”, sedangkan yang ketiga
adalah teori “duplex” yang merupakan perpaduan dari kedua teori sebelumnya.
Teori duplex yang banyak di terima oleh kalangan luas menjelaskan bahwa minyak
dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun
nabati.
Di perkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas
bumi berasal dari materi nabati. Yang jelas minyak dan gas bumi terdiri dari
senyawa kompleks yang unsur utamanya adalah karbon (C) dan unsur hydrogen (H).
secara sederhana senyawa ini dapat ditulis dengan rumus kimia CXHY, sehingga
sering di sebut sebagai senyawa hidrokarbon
Gambar hidrocarbon
Pada zaman purba, di darat dan di laut hidup beraneka ragam binatang
dan tumbuh-tumbuhan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati ataupun punah itu
akhirnya tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian di
hanyutkan oleh arus sungai menuju lautan, bersama bahan organik lainnya dari
daratan.
Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi dan tekanan beban lapisan
batuan di atasnya binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tadi berubah menjadi
bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Gambar Terbentuknya Hidrocarbon
Akibat pengaruh yang sama, maka endapan Lumpur berubah menjadi batuan
sediment. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik
minyak dikenal sebagai batuan induk atau “soure
rock”. Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempet yang
bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat yang di sebut
perangkap (trap).
Suatu perangkap dapat mengandung :
1.Minyak, gas, dan air
2.Minyak dan air
3.Gas dan air
Karena perbedaan berat jenis, apabila ketiga-tiganya berada dalam
suatu perangkap dan berada dalam keadaan stabil, gas senantiasa berada di atas,
minyak di tengah dan air di bagian bawah. Gas yang terdapat bersama-sama minyak
bumi di sebut “associated gas”
sedangkan yang terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut “non-associated gas”.
Dalam proses pembentukan minyak bumi diperlukan waktu yang masih belum
bisa di tentukan sehingga mengenai hal ini masih terdapat pendapat yang
berbeda-beda. Ada yang mengataka ribuan tahun, ada yang mengatakan jutaan tahun
bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu.
Hampir sebagian besar minyak dan gas bumi diketemukan pada
lapisan batuan pasir karbonat. Sangat terbatas terbentuk batuan shale, batuan
vulkanik, ataupun rekahan batuan kasar (basalt).
Studi pendahuluan meliputi geologi regional,
yang menyangkut studi komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi
lainnya yang telah terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang
bisa dijadikan sasaran eksplorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai
perangkap dan seterusnya.
Pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen
didapatkan, kemungkinan ditemukannya minyak bumi akan lebih besar. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen itu, tentu lebih
banyak lagi formasi yang dapat bertindak sebagai reservoir maupun sebagai
batuan induk. Lebih luasnya batuan sedimen tersebar, akan lebih memungkinkan
atau lebih leluasa kita mencari perangkap minyak dan gas bumi.
Suatu wilayah atau tempat bisa disebut sebagai
sebuah reservoir apabila terdapat sumber dari hidrokarbon atau tempat
terakumulasinya minyak dan gas bumi. Untuk dapat terakumulasinya minyak dan gas
bumi ini, tempat atau reservoir tersebut harus memenuhi beberapa syarat yang
sebagai berikut:
1. Adanya
batuan Induk (Source Rock)
Merupakan
batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan dan
tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat lama
sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.
2. Adanya
batuan waduk (Reservoir Rock)
Merupakan
batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi yang
dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
3. Adanya
struktur batuan perangkap (Trap)
Merupakan
batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas bumi
lebih jauh.
4. Adanya
batuan penutup (Cap Rock)
Merupakan
batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable), sehingga
minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.
5. Adanya
jalur migrasi (Migration)
Merupakan
jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada perangkap.
Gambar petroleum system
Petroleum System
Proses Petroleum Sistem :
1. Generation : Batuan sedimen yang terendapkan karena pengaruh
temperatur dan tekanan mengubah material organik menjadi hidrokarbon.
2. Migration : Perpindahan hidrokarbon keluar dari batuan induk
dan masuk kedalam batuan reservoir kemudian terrjebak oleh trap.
3. Accumulation : Volume hidrokarbon yang bermigrasi ke dalam trap
lebih cepat daripada kebocorannya sehingga hidrokarbon terakumulai
4. Preservation : Hidrokarbon yang tersisa didalam reservoir dan
tidak altered oleh biodegradation atau “water-washing”
5.
Timing : Jebakan yang terbentuk sebelum dan selama
hidrokarbon bermigrasi.
Dalam operasi
perminyakan hal-hal yang perlu dilakukan adalah meneliti apa saja karakteristik
dari batuan penyusun reservoir. Kegiatan yang biasanya dilakukan untuk
menganalisa reservoir adalah Analisa core, Analisa Cutting dan Analisa Logging.
Analisa Core biasanya dilakukan dengan mengambil
sampel batuan yang di bor dari dalam formasi dan selanjutnya core diteliti di laboratorium untuk
mengetahui kandungan didalam core
tersebut.
Analisa logging dilakukan dengan cara
menganalisa lapisan batuan yang dibor dengan menggunakan peralatan logging (Tool Log). Peralatan logging
dimasukkan kedalam sumur, kemudian alat tersebut akan mengeluarkan gelombang –
gelombang khusus seperti listrik, sinar gamma, suara dan sebagaiannya (sesuai
jenis loggingnya), kemudian gelombang
tersebut akan terpantul kembali dan diterima oleh reciever, dan datanya kemudian dikirim ke peralatan yang ada
dipermukaan untuk dianalisa.
Analisa cutting dilakukan dengan meneliti cutting yang berasal dari lumpur
pemboran yang disirkulasikan kedalam sumur pemboran. Cutting dibersihkan dari lumpur pemboran, selanjutnya di teliti di
laboratorium untuk mengetahui sifat dari batuan reservoir tersebut.
Gambar Core
Didalam
menganalisa suatu inti batuan atau core terdapat
dua prosedur. Adapun prosedur analisa inti batuan tersebut adalah sebagai
berikut:
a.
Analisa
Inti Batuan Rutin
Analisa ini umumnya berkisar tentang
pengukuran porositas, permeabilitas absolut, dan saturasi fluida.
b.
Analisa
Inti Batuan Spesial
Analisa inti batuan spesial terbagi
menjadi dua, yaitu:
·
Pengukuran
Pada kondisi Statis yang meliputi tekanan kapiler, sifat – sifat listrik,
kecepatan rambat suara, grain density, wettability, dan kompresibilitas batuan.
·
Pengukuran
Pada kondisi Dinamis meliputi permeabilitas relatif, thermal-recovery, gas residual, liquid permeabilitas (evaluasi completion, work over dan injection fluid
meliputi surfactant dan polymer).